Netizensatu.com – Sidang paripurna DPD RI yang dijadwalkan pukul 14.00 WIB, Senin, 3/4/2017, molor lantaran banyaknya penolakan kepemimpinan dari anggta DPD. Bahkan saat Ratu Hemas dan Farouk Muhammad hendak memimpin sidang paripurna DPD RI pun banyak anggota sidang yang beranjak maju dan berusaha merebut mikrofon.
Mereka mulai menahan mikrofon milik Farouk dan Hemas agar tidak membuka sidang paripurna. Mengantisipasi kekisruhan sidang staff Hemas dan Farouk pun ikut membantu kejadian di atas panggung.
Mereka pun saling mendorong dengan senator agar sidang bisa dibuka tanpa ada kericuhan.
Melihat aksi dorong mendorong, anggota DPD RI lainnya pun bereaksi. Mereka mulai berteriak melalui pengeras suara dari mejanya masing-masing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kekisruhan bukan Cuma terjadi diatas panggung, anggota DPD RI yang duduk di mejanya masing-masing juga membuat ulah dengan mengumandangkan adzan.
Tak kalah serunya, adapula sebagian anggota DPD yang menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Mendengar kekacuan merantak, Ratu Hemas yang sibuk di atas panggung, berseru agar tidak emnyanyi lagu Indonesia Raya di tengah kericuhan sidang paripurna DPD RI.
Hemas tidak terima jika lagu Indonesia Raya dilantunkan saat kericuhan, karena hal itu sama saja dengan menghina lagu kebangsaan.
“Jangan nyanyi, menghina Indonesia raya kalau rusuh,” seru Ratu Hemas.
Setelah situasi keributan dapat dikendalikan, sidang Paripurna DPD RI akhirnya dilanjutkan dan dibuka kembali oleh Hemas. Sedangkan Tata Tertib yang baru akan dibacakan oleh Sekjen DPD RI Farouk Muhammad.
Dari 106 anggota yang hadir, sebagian ingin menuntut pimpinan baru anggota DPD RI.
Namun ada juga yang meminta kepemimpinan sementara di sidang paripurna.
(Red/Kbr)