BOJONEGORO. Netpitu.com – Memperingati HUT Pramuka Ke 58, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menggelar apel besar Hari Pramuka di Alun-alun, Rabu (14/8/2019). Upacara HUT Pramuka Ke 58 dihadiri oleh Bupati Bojonegoro, Pj. Sekda, Kapolres, Dandim, Ketua FKUB, Jajaran OPD, dan Pramuka se Kabupaten Bojonegoro.
Hari Pramuka di Bojonegoro mengangkat issue tentang gerakan peduli lingkungan dengan mengajak seluruh Pramuka bersama masyarakat untuk berkomitmen mengurangi sampah plastik, mengingat negara ini termasuk negara yang besar dalam produksi sampah plastik di dunia.
Sementara itu, Wakil Bupati Bojonegoro mengikuti upacara Hari Pramuka di Gedung negara Grahadi, Surabaya bersama dengan Gubernur Jatim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Nurul Azizah melaporkan peserta yang mengikuti apel besar ini kurang lebih berjumlah 13.000 peserta, hal ini ditandai dengan pemberian tumbler (tempat minum) sebanyak 13.000 kepada seluruh peserta.
“Makna dari pemberian tumbler ini adalah salah satu gerakan membawa bekal dari rumah ke sekolah agar tidak jajan yang dibungkus dengan plastik, selain berbekal makanan yang sehat, sekaligus mengurangi jajan dalam kemasan plastik”, terang Nurul Azizah Wakil Kwarcab Bojonegoro sekaligus Kepala Dinas Lingkungan Hidup.
Wakil Kwarcab Bojonegoro menjelaskan, Pramuka merupakan sistem pendidikan non formal, Pramuka adalah wahana untuk membentuk karakter dan kepribadian nasional bagi generasi muda.
“Pramuka juga adalah tempat menempa ketrampilan dan pengetahuan, memupuk jiwa kedisiplinan serta membangun semangat kebersamaan untuk mencapai kedewasaan”, jelas Wakil Kwarcab Bojonegoro.
Terpisah, Anna Muawanah Bupati Bojonegoro sangat mendukung dengan apa yang sedang digerakan, ini sejalan dengan tema besar Hari Pramuka yaitu Bersama Segenap Komponen Bangsa, Gerakan Pramuka Siap Sedia Membangun Keutuhan NKRI.
Anna Mu’Awannah mengatakan permasalahan yang sedang dihadapi bangsa saat ini adalah masalah lingkungan, ini perlu ditangani secara serius. Telah kita ketahui bersama, bencana dan kerusakan alam yang sering terjadi, salah satunya adalah karena sampah.
“Untuk itu perlu diberikan wawasan bagi generasi muda bagaimana dapat mengolah sampah menjadi barang yang mempunyai manfaat dan nilai ekonomi bagi masyarakat”, ungkap Bupati Bojonegoro.
(pur)