JAKARTA. Netpitu.com – Polisi menemukan bendera ISIS dan gambar Abu Bakar al-Baghdadi di rumah seorang dari dua penyerang Polda Sumut dini hari jelang Idul Fitri yang menewaskan seorang polisi, Aiptu M. Sigalingging. Polisi juga menduga bahwa penyerangan ke Mapolda Sumut itu atas perintah Bahrun Naim.
“Jadi ditemukan bendera ISIS di dinding, dan gambar Abu Bakar al-Baghdadi, pemimpin ISIS itu. Ada juga buku tentang ISIS, VCD, laptop, komputer, serta parang,” kata juru bicara Polri, Irjen Setyo Wasisto, kepada wartawan.
Disebutkan, benda-benda itu ditemukan di rumah SP, pelaku yang sekarang dalam keadaan luka parah. Sedangkan dari rumah AR, pelaku yang tewas, bel;um ada laporan tentang penemuan khusus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Seorang pelaku tewas ditempat dilumpuhkan, yang satu lagi masih (luka) kritis,” tambah Setyo.
Setyo memastikan, para dokter bekerja keras agar SP yang masih dirawat di RS Bhayangkara, Medan, bisa pulih.
“Kami harapkan bisa sembuh, agar nanti bisa memberi keterangan untuk mengungkap jaringannya lebih jauh.”
Kasus ini diselidiki lebih lanjut oleh Polda Sumut dibantu Densus 88, namun Setyo menyebut, diduga keduanya ada kaitannya dengan jaringan dari kelompok yang menamakan negara Islam atau ISIS.
“Minggu lalu, saya merilis ada tiga orang yang ditangkap Densus 88 di Medan, yang berencana menyerang polisi. Nanti kita dalami, apakah pelaku terkait dengan kelompok ini, atau mereka merupakan kelompok sendiri yang berafiliasi dengan Bahrun Naim di Suriah yang dikuasai ISIS.”
Disebutkan, kaitan persisnya masih diselidiki lebih lanjut. Namun ia mengaitkan dengan seruan Bahrun Naim, pria asal Pekalongan yang diyakini merupakan tokoh yang banyak merekrut orang Indonesia untuk bergabung dengan ISIS. Ia diyakini bermukim di Suriah.
“Indikasinya ada himbauan dari Bahrun Naim. Bahwa orang-orang dimintai untuk melakukan amaliah, dengan menggunakan apa saja. (Seruan Bahrun Naim), Kalau tidak punya bom, pakailah senjata apa saja untuk menyerang. Itu yang terjadi di polda Sumut,” tandas Setyo Wasisto.
Serangan terjadi hanya beberapa hari setelah polisi memberi pemaparan kepada wartawan tentang berbagai penangkapan dan penggrebekan
Kepala Biro Penerangan Masyarakat, Polri, Brigjen Rikwanto, Kamis (22/6) lalu menyatakan sepanjang tahun 2017 sudah dilakukan penangkapan terhadap hampir 100 orang, terkait dugaan terorisme. Dan penangkapan gencar dilakukan sebulan terakhir, setelah terjadinya bom bunuh diri di Kampung Melayu, Rabu (24/05).
“Kita melakukan ini sebagai pencegahan, agar nanti di Idul Fitri, tidak terjadi hal yang tidak diinginkan,” kata Rikwanto saat itu.
Penangkapan dilakukan di berbagai penjuru tanah air: Medan, Jambi, Jakarta, Pandeglang, Bandung, Cianjur, Garut, Kendal, Temanggung, Malang, Surabaya, dan Bima.
Dalam konferensi pers di Mabes Polri, Kamis (22/06), Polri juga memperlihatkan barang bukti kasus dua bom bunuh diri di Kampung Melayu.
Barang bukti berupa serpihan dua buah panci yang digunakan pelaku, mangkuk tempap meracik bahan bom, gotri atau bola timah, dan lain-lain.
Jubir Polri Setyo Wasisto dalam jumpa pers itu mengungkapkan bahwa penangkapan dan barang bukti yang dikumpulkan Polri memperlihatkan bahwa teroris belakangan ini tidak perlu dana besar untuk beraksi.
(Red/As)