Orang Tua Murid Kecam Aksi Guru Mogok Mengajar

- Team

Senin, 1 Oktober 2018 - 18:39

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Arif Rida Rifai, ketua Forum GTT/ PTT K2 Bojonegoro, yang serukan aksi guru mogok mengajar/ tidak bekerja selama 6 hari, dari tanggal 1 hingga 6 Oktober 2018.

Arif Rida Rifai, ketua Forum GTT/ PTT K2 Bojonegoro, yang serukan aksi guru mogok mengajar/ tidak bekerja selama 6 hari, dari tanggal 1 hingga 6 Oktober 2018.

BOJONEGORO. Netpitu.com – Aksi mogok mengajar yang dilakukan oleh sejumlah Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tepat (PTT) K2 Bojonegoro, yang tergabung dakam forum GTT/PTT K2 Bojonegoro, dikecam orang tua murid.

Mereka menyayangkan aksi guru mogok mengajar yang rencananya akan dilakukan selama 6 hari ( 1 – 6 Oktober 2018 ). Menurut orang tua murid aksi tersebut tidak mencerminkan contoh yabg baik bagi murid dan tidak bertanggungjawab.

“Peribahasa, guru kencing berdiri murid kencing berlari. Guru mogok mengajar, muridnya goblok semua,” ujar Haribowo, warga Desa Sukorejo, Bojonegoro, kepada netpitu.com, Senin (1/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Lha kalau perilaku dan moral guru seperti itu nanti muridnya bagaimana,” lanjut Haribowo.

Iapun berharap kepada pihak sekolah dan pemerintah daerah bertibdak tegas terhadap guru yang mogok mengajar.

“”Kalau perlu pecat dan keluarkan dari sekolah, kerena ulahnya sudah merugikan anak didik, begitu juga orang tua murid,” ujarnya lebih lanjut.

Baca Juga :  14 Kepsek SMAN dan SMKN di Bojonegoro Diganti

Munir, warga Kepohbaru, juga prigatin dengan tingkah laku guru yang mogok tidak mau mengajar di sekolah selama 6 hari.

“Guru kok mogok mengajar, lha muridnya bagaimana….?,” cetus Munir.

Menanggapi aksi mogok mengajar guru honorer K2 ini, koordinator Front Rakyat Anti Korupsi ( Fraksi ), E. Kuntjoro, meminta pihak sekolah mengambil tindakan tegas terhadap guru yang mogok mengajar. Kalau perlu pecat guru yang mogok, karena tidak disiplin dan merugikan banyak pihak, dianraranya sekolah, murid, orang tua murid dan negara.

“Niat mereka mengajar di sekolah itu kan bekerja di sekolah. Tentunya ada perjanjian kerja yang mengikat antar kedua belah pihak. Apalagi jika honor guru tersebut diambilkan dari dana BOS tentunya ini sudah merugikan negara, dan rakyat khususnya. Karena mereka dibayar untuk mengajar bukan mogok kerja,” kata E. Kuntjoro, Senin (1/10).

Baca Juga :  Indonesia - Singapura Kerja sama Pendidikan dan Pelatihan Vokasi

Sebelumnya diberitakan ketua forum GTT/PTT K2 Bojonegoro mengajak melakukan aksi mogok mengajar dan tidak bekerja kepada guru tidak tetap di Bojonegoro, selama 6 hari ( 1-6 Oktober 2018 ).

Namun ajakan mogok mengajar tersebut oleh perwakilan forum GTT/PTT K2 Bojonegoro. Mereka menganggap aksi mogok mengajar bukanlah cara-cara elegant seorang guru dalam memperjuangkan nasibnya. Selain tidak pantas juga hanya akan merugikan murid-murid di sekolah karena gurunya tidak mengajar.

Menurut Warpian, S.Pd, sekretaris l Forum GTT/PTT Bojonegoro, aksi mogok mengjar justru akan merugikan anak didik, merugikan masa depan bangsa, dan meninggalkan nurani kami sebagai seorang Guru (meski masih berstatus honorer) yang telah bertekad mengabdikan diri sebagai pendidik.

Mengantisipasi aksi mogok mengajar ini, Kadisdik Bojonegoro, Drs. Hanafi, pun segera mengelusrkan surat himbauan yang ditujukan kepasa FGTT/PTT K2 Bojonegoro, dan meminta untuk tidak melakukan aksi mogok mengajar.

Baca Juga :  Anggota DPRD PDIP Agung H Sebut 2 Opsi Pasca Penurunan Pangkat Dandy

Meski sudah ada himbauan dari Kepala Dinas Pendifikan Bojonegoro, afar guru- guru honorer K2 tidak mogok mengajar, namun nampaknya ketua FGTT/PTT K2 Bojonegoro, Arif Rida Rifai, tetap nekat menjalankan aksinya mogok mmengajar.

Dikonfirmasi melalui whatsaapnya, Arif Rida Rifai, mengatakan bahwa aksi mogok mengajar pada Senin ini diikuti sekitar 500 guru.

Ia tidak kuatir dengan adanya ancaman sanksi dicabutnya sertifikasi mereka. Karena 100 persen yang ikut aksi mogok mengajar tersebut adalah honorer guru belum sertifikasi.

“Ada dua versi aksi mogok yang dilakukan, pertama tidak masuk (ke sekolah) dan tidak mengajar, kedua masuk kerja tetapi tidak mengajar,” tulis Arif dalam pesan whatsaapnya kepada netpitu.com.

(pur/dan)

Berita Terkait

Pelepasan Siswa Lulus Tidak Diwajibkan, Boleh Dilakukan Asal Terpenuhi Syarat Ini
Idhul Adha, SMKN 1 Bojonegoro Potong 5 Ekor Sapi Qurban
Job Fair SMKN 1 Bojonegoro Sukses Jaring 1.217 Orang Pelamar Kerja
Job And Edu Fair SMKN 1 Diserbu Peminat Kerja Bojonegoro
Diikuti 44 Didu dan PT, SMKN 1 Bojonegoro Mulai 11 – 13 Juni Gelar Job Fair Untuk Umum
Satu Jiwa Tolak Korupsi, Roadshow PMK ke 66 di Bojonegoro
PPDB SMKN Tuban – Bojonegoro Resmi Ditutup, 1109 Bangku Tak Terisi
Orang Tua Wali Murid Pertanyakan Uang Tabungan dan Uang Kunjungan Industri Yang Belum Dikembalikan