BOJONEGORO. Netpitu.com – Memasuki bula ketiga musim kenaru di Bojonegoro ini, 10 Kecamatan di Kabupaten Bojonegoro telah mengalami krisis air bersih.
Selain itu, kemarau tahun ini juga mengancam ribuan tanaman tembakau milik petani Bojonegoro juga terancam gagal panen lantaran minimnya persediaan air untuk menyirami tanaman tembakau di sawah.
Terlihat dalam pantauan netpitu.com di sepanjang aliran Sungai Pacal, mulai Desa Glagahan hingga Sukosewu debit airnya sudah menyusut dan mulai mengering.
Kondisi ini membuat petani di sepanjang aliran Sungai Pacal pun semakin menjadi was-was karena satu-satunya sumber air yang biasa diandalkan untuk mengairi sawah telah mengering.
Seperti dikatakan Mukandar (45) petani warga Desa Glagahan, Kec. Sugihwaras, dirinya saat ini kebingungan dengan keadaan aliran Sungai Pacal yang tidak mengalir seperti biasanya.
Apakah karena Waduk Pacal sudah habis airnya atau memang tidak dibuka pintu air waduknya sehingga air sungai di daerahnya semakin menyusut .
“Sudah tiga hari ini air terus menyusut habis. Ketika kami menyedotnya dengan menggunakan diesel untuk mengaliri sawah hanya beberapa jam saja air di sungai sudah habis.Selanjutnya kami harus menunggu lagi keluarnya air dari rembesan sungai,” ujar Mukadar kepada netpitu.com, Minggu (5/8).
Ia dan petani lainnya kawatir jika tanaman tembakau yang ditanamnya kekurangan air sehingga pertumbuhan daun tanaman tembakau tidak normal. Jika ini terjafi jelas petani tembakau akan mengalami kerugian karena gagal panen.
(dan)