BOJONEGORO. Netpitu.com – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Bojonegoro (UNIGORO), Jum,at (5/1), kembali menyelenggarakan Sekolah Lapang Pertanian (SLP) di Kecamatan Gayam bekerja sama dengan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL).
Kali ini Tim LPPM UNIGORO mengenalkan Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai salah satu solusi bagi petani agar gabah terjual dengan harga tinggi. Selama ini, pada saat panen raya petani sering kali tidak memiliki pilihan selain menjual gabah dengan harga murah ke tengkulak karena tidak dimilikinya tempat atau gudang penyimpanan gabah di rumah petani.
Sekolah lapang ini diikuti 80 orang peserta dari 4 Desa, yaitu: Gayam, Mojodelik, Bonorejo, dan Brabowan dan dilaksanakan di Balai Desa Gayam.
Sistem Resi Gudang merupakan suatu sistem penyimpanan sementara gabah petani pada saat panen raya, sehingga dapat dijual kembali pada saat harga tinggi. Sebagai jaminan, petani akan menerima resi yang dapat disimpan sebagai surat berharga, atau digunakan sebagai alat jual beli komoditi di pasar lelang, bahkan dapat digunakan sebagai agunan untuk peminjaman di Bank mitra.
Keuntungan petani menjalankan system ini adalah petani mendapatkan harga jual yang baik, mendapat kepastian mutu karena system ini harus melalui uji mutu oleh Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK).
Di Bojonegoro gudang SRG hanya ada di Kecamatan Dander, Kalitidu, dan Padangan. Dari ketiga SRG yang ada hanya yang berada di Kecamatan Padangan yang telah beroperasi dengan baik. Sementara gudang SRG di Dander dan Kalitidu masih belum bisa beroperasi secara optimal disebabkan beberapa hal, seperti: belum ada pengelola yang memenuhi kualifikasi, pemilihan alat dryer yang tidak efektif, dan design bangunan gudang yang kurang sesuai.
Ditambah lagi laporan petani yang mengeluhkan, lamanya Bank mitra SRG dalam mencairkan pinjaman kepada petani dengan agunan yang berupa Resi Gudang. Petani harus menunggu 2 minggu hingga 1 bulan agar pinjaman cair.
Meskipun demikian, Ketua LPPM Unigoro, Laily Agustina Rahmawati, S.Si., M.Sc. mengatakan permasalahan dalam Sistem Resi Gudang harus dikaji ulang, sehingga SRG dapat dijalankan oleh petani dan tidak malah merugikan petani. Karena pada dasarnya system ini dibuat untuk membantu petani. Biaya produksi pertanian saat ini sudah cukup tinggi, maka hasil pertanian tidak boleh dijual rugi.
(Dan)