Perkara Dihentikan Polisi, Wabup Bojonegoro Ajukan Praperadilan

BOJONEGORO. Netpitu.com – Dugaan pencemaran nama baik melalui media sosial WhatsApp yang melibatkan bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah, masuki babak baru.

Jika sebelumnya perkara dugaan pencemaran nama baik wakil bupati Bojonegoro, Budi Irawanto ini sudah di SP2Lid oleh Ditsatreskrimsus Polda Jatim, kini Wabup Bojonegoro iti melalui kuasa hukumnya melakukan perlawanan hukum dengan mengajukan gugatan praperadilan terhadap Kapolda Jatim.

Seperti diketahui, sebelumnya pada 19 Februari 2022, penyelidik Ditreskrimsus Polda Jatim telah melakukan gelar perkara hasil penyelidikan dugaan pencemaran nama baik Budi Irawanto dengan terlapor Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah.

Alhasil dari gelar perkara tersebut penyidik Ditreskrimsus Polda Jatim berkesimpulan bahwa untuk memberikan kepastian hukum proses penyelidikan dugaan pencemaran nama baik tersebut dihentikan dengan alasan bukan merupakan perkara pidana.

Mengutip surat ketetapan Nomor : S.Tap/ 5/ ll/ RES.2.5/ Ditreskrimsus, Polda Jatim, tentang penghentian penyelikan disebutkan penghentian penyelidikan tersebut didasarkan pada hasil gelar perkara yang menyimpulkan, sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penyelidikan yang dihubungkan dengan barang bukti serta keterangan para saksi para ahli ditemukan fakta hukum ;
   a. bahwa obyek pengaduan adalah unggahan pesan WhatsApp pada group WhatsApp ” Jurnalis dan informasi” yang dikirim dari. Anna Mu’awanah ( bupati Bojonegoro ) ditujukan kepada Budi Irawanto ( wakil bupati Bojonegoro ).

b. Berdasarkan ahli ITE Kementerian Kominfo RI, Prof. Henri Subiakto, SH. MA ( ketua perumus SKB UU ITE ) bahwa group WhatsApp Jurnalis dan informasi dikualifikasikan sebagai group tertutup atau closed group dengan alasan ;

1. Yang menjadi peserta group percakapan WhatsApp Jurnalis dan informasi jumlahnya relatif terbatas;
2. tidak sembarangan orang bisa menjadi peserta group percakapan WhatsApp Jurnalis dan informasi;
3. para anggota atau peseta group sudah saling mengenal, karena ada hubungan, terkait pekerjaan atau urusan pekerjaan sebelum group tersebut dibentuk;
4. ada admin dan ada norma yang membatasi sesuai tujuan group percakapan itu dibuat dan karakteristik group itu sendiri;
5. menyampaikan suatu pesan di dalam group tersebut tidak berarti sama dengan sengaja agar diketahui umum;
6. bahwa yang ada pada group tersebut adalah komunikasi terbatas yang di dalamnya terdapat beberapa pembatasan tertentu, dengan sebagian besar pesertanya saling mengenal;

Kesimpulan SP2lid penyelidik Ditreskrimsus Polda Jatim ini bagi peserta group WhatsApp Jurnalis dan informasi ini membingungkan. Lantaran seluruh peserta group menganggap bahwa group WhatsApp Jurnalis dan informasi merupakan group terbuka dan sebagian besar pesertanya tidak saling mengenal.

Anna Mu’awanah, sebagai Bupati Bojonegoro sendiri saat mengunggah chat percakapan yang ditujukan kepada Wakil Bupati, Budi Irawanto, menyatakan dengan tegas bahwa ini chat terakhirnya di ruang terbuka.

( ro )