Tokoh NU Bojonegoro Menolak Keberadaan Ormas KAMI

BOJONEGORO. Netpitu.com – Sejumlah tokoh Nahdlatul Ulama Bojonegoro menolak keberadaan organisasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia KAMI), yang dipelopori Din Syamsyudin , Gatot Nurmantyo, Rizal Ramli dan kawan-kawan.

H. Sunaryo Abuma’in, SHi, MH, salah satu tokoh NU, yang juga ketua Perkumpulan Pengacara Indonesia ( Perari ) Kab. Bojonegoro, menganggap KAMI merupakan kelompok sakit hati terhadap pemerintah yang terindikasi bertujuan mengganti kekuasaan pemerintah yang sah.

Menurut wakil ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan Jawa timur ini, KAMI sengaja menyerang pemerintah melalui propaganda politik melalui media masa maupun media mainstrem. Dengan tujuan menjatuhkan wibawa pemerintah dan membakar emosi kemarahan rakyat agar melakukan makar kepada pemerintah.

“Melalui pernyataan kritisnya terhadap pemerintah, mereka mencari simpati dukungan masyarakat yang merasa putus asa atas nasib yang kurang beruntung” ujar Sunaryo Abuma’in, kepada netpitu.com, Senin, (07/09/2020).

Menurutnya, kondisi penurunan atau pelambatan laju perekonomian yang terjadi di Indonesia sekarang ini, juga terjadi di seluruh negara di dunia. Hal ini terjadi lantaran efek global pandemi virus corona. Bahkan negara besar sekelas Amerika pun perekonomiannya mengalami kemerosotan tajam.

“Jika sekarang ini mereka ( KAMI) mau menyelamatkan Indonesia itu dari apa. Indonesia sampai hari ini masih subur makmur, petani masih panen dan tidak ada kelaparan di negeri yang “gemah ripah loh jinawi,” ujar Sunaryo Abuma’in.

Pemerintah Republik Indonesia juga masih tegak berdiri dan berjalan on the track di jalurnya. Tidak ada penyelenggaraan pemerintah yang menyimpang atau melanggar hukum dan konstitusi negara. Lantas apa yang mau diselamatkan ?, tambah Sunaryo Abuma’in.

“Sebenarnya, merekalah yang secara tidak langsung minta diselamatkan dan butuh penyelamatan. Karena sudah tidak lagi dipakai oleh pemerintah,” tandas pendiri LSM Gempu, Sunaryo Abuma’in.

Ia pun menilai organisasi KAMI merupakan gerakan manuver yang menginginkan pergantian kekuasaan di tengah jalan. KAMI merupakan gerakan politik yang dibungkus dengan gerakan moral.

Bagi politikus gaek PPP ini, KAMI hanya merupakan gerakan bias dan multitafsir. Mereka menyerukan gerakan menyelamatkan Indonesia dengan cara menyampaikan provokasi pemerintahan gagal dan perlu diselamatkan.

“Indikasi adanya agenda tersembunyi di organisasi KAMI sangat jelas terlihat. Hidden agendanya, mengindikasikan upaya mengganti kekuasaan yang sah,” katanya.

Untuk itu, lanjut Sunaryo Abuma’in, masyarakt harus melihat sejarah penyelamatan dari rezim ke rezim, atau yang disebut promotor transisi. Dari transisi orde lama ke orde baru dan transisi orde baru ke reformasi, yang di pelopori para pemuda yang tidak punya kepentingan politik kekuasan.

Menolak keberadaan KAMI, menurut tokoh NU Bojonegoro ini, adalah wajib. Karena, dengan demikian akan mencegah terjadinya kerusakan.

Hal ini berpedoman ushul al fiqh, “Dar’ul mufasid mukodamun ala jalbil masholeh” (Menolak sesuatu yang mendatangkan kerusakkan didahulukan atas sesuatu yang mendatangkan manfaat).

(ro)