BOJONEGORO. Netpitu.com – Harga beras di pasar Bojonegoro dalam beberapa hari ini mengalami penuruan harga Rp 300 hingga 500 per Kilogramnya. Penurunan harga beras ini diduga dampak dari derasnya pasokan beras petani ke pasaran sehingga menyebabkan menumpuknya stock beras pedagang.
Salah satu pedagang beras di pasar Banjarejo, Bojonegoro, Jatim, Anita mengatakan, harga beras jenis medium pada awal April ini turun menjadi 8.800,- sampai dengan 8.500,- per Kg dari harga sebelumnya Rp. 9.000,- hingga Rp. 9.400,- per Kilogram.
Ditambahkan penurunan harga beras di pasar Bojonegoro juga terjadi untuk beras
kualitas premium yang semula dijual dengan harga Rp. 10.300,- sampai dengan Rp. 10.800,- per Kilogram turun sekutar Rp. 300-an hingga Rp 500,- per Kilonya.
Dikatakan Anita, turunnya harga beras telah berdampak pada omzet penjualan yang juga mengalami penurunan.
Penurunan harga beras ini juga terjadi pada beras kemasan 5 Kg, yang biasanya dijual dengan harga Rp. 58.000-_ sekarang hanya laku Rp. 56.000 per sak 5Kg.
Hal ini juga diakui Erna, pedagang beras lainnya di pasar. Menurutnya turunnya harga beras ini karena banyaknya stock beras yang masih ada di tingkat petani. Sehingga jumlah beras di pasar menumpuk cukup banyak.
“Pembelinya berkurang mas, jadi harga beras sekarang anjlognya bisa mencapai Rp. 500 per Kilogram. Konsumen rata- rata hanya membeli beras sebanyak 5-25 Kg sekali pembelian,” papar Erna kepada netpitu.com, Minggu, (7/4), di pasar Bojonegoro.
Sementara itu dari hasil pantauan pasar gabah di tingkat petanipun juga sepi sehingga jika dibiarkan tetus-menerus kondisi seperti ini akan merugikan petani.
Seharus ketika terjadi panen raya atau kondisi gabah hasil pertanian ataupun beras melimpah di petani dan harga mengalami penurunan, Perum Bulog wajib turun melakukan pembelian terhadap beras petani untuk menyelatkan harga beras dari penurunan.
Namun dari pantauan di lapangan, tidak tampak peran Bulog dalam pembelian beras atau gabah petani saat harga mengalami penurunan drastis.
(dan)