TUBAN. Netpitu.com – Kesuksesan penyelenggaraan Porprov VI Jatim 2019 di Kabupaten Tuban, memerlukan keterlibatan semua pihak. Salah satunya adalah sinergitas antara tim Rescue dari BPBD dan tim medis Bumi Wali.
Cabor Paralayang yang dihelat di bukit Glodakan, Desa Trantang, Kecamatan Kerek, Tuban menjadi perhatia lantaran dinilai rawan terjadi insiden karena lokasinya yang berada di hutan petak 69 dan 70 RPH Nglonde, BKPH Kerek adalah pegunungan tanah berbatu.
Hal ini memerlukan kesigapan dari tim rescue dan medis yang bertugas di venue teraebut.
Salah satu anggota tim Medis, dr Rika Triana mengungkapkan, kerja sama yang baik antara tim medis dan rescue menjadikan penanganan terhadap atlet yang mengalami insiden menjadi lebih cepat.
Tim Rescue yang telah disiapkan BPBD selalu sigap mengevakuasi atlet jika terjadi insiden.
Kemudian diteruskan oleh tim medis yang cekatan dan terampil dalam memberi pertolongan pertama secara kilat.
Dokter Rika, demikian wanita ramah bersahaja ini akrab disapa.
Dia menjelaskan, setiap harinya di titik take off dan di titik landing disiagakan masing-masing satu tim medis, terdiri dari seorang dokter, dua perawat, dan seorang supir lengkap dengan mobil ambulan dan peralatan medis.
Sedangkan untuk tim rescue, di titik peluncuran disiapkan empat orang. Di titik pendaratan ada lima personil yang disiapkan BPBD Tuban.
Selama penyelenggaraan Porprov di Tuban atlet paralayang yang mengalami insiden tidak sampai luka serius.
“Alhamdulillah, tim medis dapat menangani dengan baik,” jelasnya ke media on line netpitu.com, Selasa, (09/07/2019) saat dilokasi.
Bila memang diperlukan penanganan serius, tambah perempuan berparasanis ini, tim medis akan merujuk ke RSUD dr. R. Koesma.
Kepala Pukesmas Kerek ini menambahkan, tim medis pada Cabor Paralayang melibatkan sejumlah pegawai Puskesmas lain sekitar Kerek. Tujuannya agar pelayanan kesehatan bagi masyarakat tidak terganggu.
“Kami saling support agar Porprov berjalan dengan lancar dan aman,” begitu pungkas perempuan dokter itu.
(met)