BOJONEGORO Netpitu.com – Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Parengan, Jum’at pagi, (10/01/2020) melaksanakan penanaman pohon bersama Polri,TNI, Pemerintahan Kecamatan dan Masyarakat di hutan Petak 62a seluas 16,7 Ha, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Tinawun, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Malo.
“Lokasi hutan ini secara administratif pemerintahan masuk Desa Kedungrejo, Kecamatan Malo. Jenis pohon yang di tanam adalah Jati sebagai tanaman pokok sebanyak 14.696 Plances, dan 3.674 plances Kesambi sebagai tanaman pengisi,” kata Sutrisno, Asisten Perhutani (Asper) BKPH Malo..
Hadir dalam acara tersebut Kapolsek Malo AKP Ngatimin bersama jajarannya, Danramil Malo Kapten Infanteri Ilyas yang datang bersama anggota, Camat Malo Jumari dan staf, semua karyawan dari Kantor KPH, Asper-Asper BKPH dan KRPH se-wilayah KPH Parengan.
Pesanggem-pesanggem petani hutan petak tersebut dan tergabung dalam LMDH Kedung Wono jati juga turut meraimakan menanam bersama. Peran ibu-ibu Dharma Wanita Banyangkara, PKK Kecamatan Malo tampak meleburkan diri menjadi satu di kelompok wanita bersama ibu-ibu Dharma Wanita Yayasan Tunas Rimba Perhutani KPH Parengan.
Pada kesempatan ini Administratur Perum Perhutani KPH Parengan Badaruddin Amin mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang terlibat kegiatan reboisasi. Dia berharap semua pihak yaitu teman-teman baik itu dari kepolisian, TNI, maupun pemerintahan kecamatan bisa memberi arahan kepada masyarakat sekitar hutan yang tanpa diminta harus berandil terus menjaga kelestarian hutan Malo.
Sementara itu AKP Ngatimin, Kapolsek Malo mengatakan program penanaman ini sama dengan yang di amanatkan oleh Kapolri melalui program penghijauan, ‘Polri Peduli Penghijauan’.
“Jadi polisipun juga harus terlibat dan menghendaki kembalinya hutanku, hal ini yang mempengaruhi terjadinya lapisan ozon yang menipis dan kemudian CO2 yang menebal dengan adanya kendaraan yang semakin banyak sehingga kerusakan hutan bisa mempengaruhi,” ujarnya ke netpitu.com.
Sama halnya apa yang dikatakan Jumari bahwa rusaknya hutan juga akan mengakibatkan erosi hingga terjadi banjir bandang. Momen saat ini perlu di galakkan kembali. “Dengan giat menanam, menanam dan terus menanam pohon diharapkan tidak hanya momen ini saja tapi akan berlanjut terus sesuai program pemerintah,” ungkapnya menimpali.
(met)