BOJONEGORO. Netpitu.com – Tiga kelompok terbang (kloter) jamaah haji yang berasal dari Bojonegoro semuanya sudah sampai di Pendopo Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro pada hari Senin (10/9/2018) kemarin. Tetapi persoalan sekarang ini ada ratusan koper jamaah haji yang masih tertinggal di Arab Saudi.
Dari ketiga kloter baik itu kloter 39, kloter 40, dan kloter 41, hanya yang berasal dari kloter 41 koper jamaah semuanya sudah tiba di Pendopo Pemkab Bojonegoro hari Senin kemarin, untuk kloter 39 dan kloter 40 ada yang masih tertahan di Madinah dengan jumlah koper sebanyak 355.
Asyik Syamsul Huda Kasi Haji Dan Umroh Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Bojonegoro membenarkan bahwa ada koper dari jamaah haji yang masih tertahan di Madinah yang berjumlah 355 koper yang berasal dari kloter 39 dan kloter 40. Untuk kloter 41 semuanya koper tidak ada masalah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Tertahanya koper jamaah haji di Madinah tersebut bukan dikarenakan over lood (kebanyakan beban koper) akan tetapi dikarenakan faktor cuaca sehingga beban pesawat terbang dikurangi demi kelancaran dalam dunia penerbangan”, terang Kasi Haji dan Umroh Kantor Kemenag Bojonegoro.
Asyik S.H. menambahkan untuk kloter 41 semuanya tidak ada masalah terkait koper jamaah haji bahkan ada koper dari kloter 39 yang ikut dibawa kloter 41 yang berjumlah 180 koper yang berasal dari KBIH Al Mubarok. Koper dari kloter 39 kemarin sudah diambil oleh jamaah haji di Aula Kantor Kemenag Bojonegoro.
“Untuk kepastian datangnya koper jamaah haji yang masih tertahan di Madinah, pihak Kantor Kemenag Bojonegoro belum bisa memastikan kapan koper tersebut tiba di Tanah Air, sekarang ini masih mengupayakan koper tersebut lekas dibawa pulang melalui sambungan telepon dengan pihak Madinah”, ucap Kasi Haji dan Umroh.
Dengan masih tertagannya koper jamaah haji ini dipertanyakan peran dan fungsi pttugas haji dari Bojonegoro. Beberapa petugas haji sudah diberangkatkan, mestinya mereka disana itu bekerja membantu pemetinrah dalam mengurusi jamaah haji yang berasal dari Bojonegoro.
“Jangan mau berangjatnya saja dan ambil honornya,” ujar Edy Kuntjoro, salah satu warga Bojonegoro.
(pur)