Bahas Seni dan Budaya Bojonegoro, Lesbumi PCNU Bojonegoro Tidak Diundang, Kenapa..?

BERITA813 views

BOJONEGORO. Netpitu.com – Aneh….???. Pemerintah daerah Kabupaten Bojonegoro, menggelar audensi Bupati tentang seni dan budaya dengan Dewan Kebudayaan Bojonegoro, Sabtu (13/10), di rumah dinas Bupati Bojonegoro.

Namun dari daftar komunitas pelaku seni budaya yang diundang tidak ada Lesbumi ( Lembaga seni dan budaya muslim Indonesia ). Lesbumi adalah salah satu lembaga resmi Nahdlatul Ullama ( NU ) yang mengurusi bidang kesenian dan budaya muslim yang ada dalam kepengurusan organisasi NU.

Tak heran jika Ketua Lesbumi PCNU Bojonegoro, Fauzi, saat dikonfirmasi netpitu.com perihal kegiatan audensi seni budaya dengan Bupati tidak mengetahui.

Bahkan menurut Fauzi, dirinya baru mengetahui informasi tersebut saat dihubungi melalui telephon dari netpitu.com.

Baca Juga :  SMP N 2 Bojonegoro gelar Pameran Bhineka Tunggal Ika

“Tidak, tidak ada undangan ke Lesbumi. Makanya tidak tahu soal audensi itu. Lha nggak diundang, ya nggak tahu,” ujar Fauzi, saat dihubungi selulernya, Sabtu (13/10).

“Lembaganya (Lesbumi,red) ada, kegiatannya juga ada bahkan rutin dibanding komunitas yang lain, ( kok tidak diundang ),” tandas Fauzi.

Selanjutnya Fauzi mempertanyakan siapa penyelenggara Forum Diskusi tersebut.

Dari undangan yang ada tetulis dalam kop surat, Sekretariat Pemerintah Daerah Kabupaten Bojonegoro.

Undangan dengan nomor surat : 050/240/412.221/ 2018, tertanggal 11 Oktober 2018 dan ditandatangani atas nama Bupati Bojonegoro, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Joko Lukito, S.Sos, MM, menunjukkan surat undangan bersifat penting.

Baca Juga :  Peringati Maulud Nabi Muhammad SAW, David Ferbian Sandi Gelar Sholawatan

Mengingat materi bahasan dalam forum diskusi tentang audensi seni dan budaya dengan Bupati Bojonegoro, menurut E. Kuntjoro, pelaku seni di Bojonegoro, seharusnya pihak Pemkab mengundang Lesbumi PCNU Bojonegoro.

Lantaran sebagai lembaga seni dan budaya umat Islam di Bojonegoro, Lesbumi adalah gudangnya.

Sebab bagaimanapun juga perkembangan seni dan budaya di Bojonegoro ini tak luput dari peran para kiai dan ulama yang ada di Bojonegoro. Bahkan peran mereka telah banyak mempengaruhi perkembangan seni, tradisi dan budaya. Sehingga tradisi dan budaya Bojonegoro menjadi seperti sekarang ini.

Baca Juga :  Ribuan Warga Karangpacar Ikuti Giat Jalan Santai Kampung Moderasi Beragama

Sementara itu, FGD yang dilakukan Pemkab Bojonegoro tersebut berkaitan dengan proses penyusunan naskah akademik rancangan Peraturan Daerah (Perda) tentang pelestarian kesenian tradisional yang ada di Bojonegoro.

Diskusi dihadiri oleh 8 orang seniman dan budayawan yang ada di Bojonegoro, yakni; JFX Hoery (PSJB), Wahyu Subakdiono (Pokja Kebudayaan), Hendro Lukito (DKB), M. Chuzaini (DKB), Agus Sighro Budiono (Pelaku Sandur), Darminto (Pelaku Oklik), Santoso (Dalang/Pengrajin Wayang Thengul) dan Anas Abdul Ghofur (PPKD).

Mana Lesbumi…, dan komunitas seni lainnya, kok nggak ada ???.

(ro)