Alasan Usia Tua Jadi Kendala Program Ayo Sekolah

Netpitu.com –  Meski Pemkab Bojonegoro telah memprogramkan gerakan Ayo Sekolah gratis bagi anak putus sekolah, tidak serta merta program tersebut disambut baik oleh warga yang putus sekolah. Lantaran tidak semua warga putus sekolah punya kemauan untuk melanjutkan sekolahnya.

Seperti dikatakan oleh Kepala Desa Tembeling, Kecamatan Kasiman, Bojonegoro, Muladzim, Sabtu, (13/5) di Desanya ada sekitar 15 anak yang Putus sekolah dengan berbagai Latar belakang masalah ekonomi. Dengan adaya DAK pendidikan dari Pemkab dapat membantu sebagian besar anak yang putus sekolah untuk melanjutkan kembali sekolah.

“ Dengan biaya dari Pemkab tersebut,” jelas Muladzim.

Tetapi ada pula warga putus sekolah yang tidak mau melanjutkan sekolah kembali dengan alasan bahwa usianya sudah tua dan alasan lainnya.

“ Kalau sudah seperti ini kami tidak bisa memaksa,” lanjut Muladzim.

Sementara itu Wakil Bojonegoro Setyo Hartono, dalam keterangannya mengatakan Pemkab Bojonegoro telah melaunching program gerakan ayo sekolah, jadi tidak ada alasan warga Bojonegoro harus putus Sekolah. Karenanya wajib belajar 12 tahun hingga Lulus SMA adalah Wajib.

“ Jadi tugas Kepala desa mendata anak yang putus sekolah di Desanya, lalu disetorkan di Pemkab agar bisa melanjutkan sekolah dengan biaya Pemkab,” ujar Setyo Hartono.

Menurutnya saat ini ada Dana Alokasi Khusus ( DAK) Pendidikan bagi warga kurang mampu kategori sangat miskin PKH mendapatkan Rp 2.100.000,00. Sedangkan untuk kategori warga miskin mendapatkan Rp.2.000.000.,00, dan untuk kategori cukup mendapatkan Rp. 1.500.000,00. Selanjutnya bagi anak dari keluarga PNS Golongan II mendapatkan Rp.1.000.0000,00, sedangkan Golongan III dan IV mendapatkan Rp.500,000,00.

“ Dana tersebut diberikan untuk masa satu tahun dan seterusnya hingga anaak tersebut dinyatakan lulus oleh pihak sekolah,” tambah Setyo Hartono, saat melakukan pembinaan Aparatur Pemerintah Desa, di Desa Tembeling, Kasiman.

( Dan)