BOJONEGORO. Netpitu.com – Dalam sehari ini Bupati Anna Muawanah didemo oleh dua Organisasi masyarakat ( Ormas ), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia ( PMII ) dan LSM Anglung dhrarma, Kamis, ( 14/11/2019 ).
PMII menyoroti sekitar Silpa keuangan APBD Bojonegoro Tahun 2018, senilai Rp. 2,1 trilyun, yang disimpan dalam bentuk deposito di beberapa cabang Bank di Bojonegoro. Diantaranya Bank Jatim, Rp. 1,25 Trilyun, BNI Rp. 100 milyar, BRI Rp. 1,5 trilyun dan Mandiri Rp. 50 milyar.
“Kami mau tanya apa yang mendasari Pemkab mendepositokan duitnya ke empat bank tersebut,” ujar ketua Pimpinan Cabang PMII Bojonegoro, Nurhayan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dengan didepositokannya duit negara trilyunan rupiah itu lantas Ormas mahasiswa itupun menduga adanya pemberian cash back atau gratifikasi antara pihak perbankan dengan pejabat di Pemkab Bojonegoro.
Selain itu PMII juga menyoroti adanya perbedaan bunga deposito yang dianggapnya terdapat kejanggalan.
“Dari lembar data yang kami peroleh dari BKAD, ada nomer surat yang sama namun isinya berbeda. Karenanya kami datang ke Pemkab untuk menanyakan hal tersebut,” lanjut Nurhayan.
Menurut Nurhayan terdapat kejanggalan pada data yang diterimanya dari BKAD. Data janggal tersebut adalah ketidaksamaan antara data pertama dan kedua.
“Karena itulah kami menduga adanya permainan dibalik kedok deposito” tandas Nurhayan.
PMII mendesak bupati Anna Muawanah untuk menjelaskan kepada masyarakat Bojonegoro berkaitan dengan uang rakyat yang disimpan dalam bentuk deposito di perbankan.
Mahasiswa inipun juga mendorong pihak penegak hukum untuk melakukan pengusutan terhadap adanya dugaan penyelewengan uang rakyat yang disimpan dalam deposito perbankan.
Namun sayang, bupati Anna Muawanah yang diharapkan dapat menjawab persoalan deposito itu tidak ada di kantor, dan tidak ada satupun pejabat Pemkab Bojonegoro yang menemui sekelompok aktivis mahasiswa yang tergabung dalam PMII tersebut.
Sementara itu, sebelumnya bupati Bojonegoro Anna Muawanah juga didatangi pengunjuk rasa dari LSM Angling dharma.
Unjuk rasa yang dipimpin Nasir itu, meminta kepada bupati Bojonegoro, agar mengkaji ulang terkait proyek pembangunan trotar yang telah mengakibatkan banyaknya pohon yang roboh.
( ro/ met )