Netizensatu.com — Peringatan hari lahir atau harlah Nahdlatul Ulama (NU) ke 94 yang digelar pada 12-14 April 2017 di Yogyakarta, dikemas dengan lebih menonjolkan sejumlah pagelaran seni dan budaya. Sekaligus dimaknai dengan peringatan 500 tahun Kanjeng Sunan Kalijaga.
Wakil Ketua PP Lembaga Seni Budaya Muslimin (Lesbumi) Nahdlatul Ulama (NU), M Jadul Maula, menjelaskan hal itu di Yogyakarta, Senin. “Kalau di Sidoarjo, Jawa Timur kemarin digelar dengan istighatsah. Maka, yang di Yogyakarta ini, kami akan mencoba menyajikan dengan balutan seni dan budaya,” kata Jadul.
Sejumlah pagelaran seni dan budaya yang akan dipersembahkan oleh Lesbumi NU, antara lain pertunjukan wayang kulit, macapat, kirab Tirto Prawirosari, pertunjukan shadow batik, pembacaan puisi, jatilan santri, hingga pertunjukan hadroh emprak, dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Seluruh rangkaian acara itu akan digelar di Pondok Pesantren Kaliopak Yogyakarta dan Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta.”Kami akan mengikutsertakan puluhan budayawan dan seniman tradisional dan modern di Yogyakarta,” katanya.
Menurut dia, sesuai dengan semangat untuk mempromosikan Islam Nusantara, NU memiliki kewajiban mengangkat kembali nilai-nilai budaya sebagai salah satu faktor pemersatu bangsa.
“Nilai-nilai budaya nusantara ini penting kami tonjolkan kembali untuk menghadirkan ruang-ruang perdamaian dan menghindarkan permusuhan antaranak bangsa,” tegasnya.
Selain pagelaran seni dan budaya, menurut dia, rangkaian harlah NU di Yogyakarta juga akan diwarnai dengan forum seminar “Mencari Jati Diri Bangsa dalam Ketatanegaraan” yang menghadirkan sejumlah pembicara seperti Mahfud MD, guru besar ilmu pemerintahan UGM Purwo Santoso, serta tausyiah kebangsaan oleh ketua PBNU Said Aqil Siradj.
Sementara itu, Jadul menjelaskan alasan digelar bersamaan dengan peringatan 500 Sunan Kalijaga karena NU dan para wali nusantara memiliki hubungan yang erat.
NU, kata dia, merupakan manifestasi modern dari jaringan para ulama pesantren yang merupakan penerus ajaran “Ahlussunnah wal Jama’ah yang dasar-dasarnya diletakkan oleh para wali Nusantara, salah satunya Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga termasuk figur penting dalam sejarah pembentukan karakter arif umat Islam Nusantara,” tambahnya.
(Red/Tam)