BOJONEGORO. Netpitu.com – Sejumlah lembaga organisasi masyarakat di Bojonegoro, meminta pihak Polres Bojonegoro untuk menolak dan atau membatalkan ijin kegiatan kuliah terbuka yang menghadirkan Rocky Gerung, di aula komplek masjid At Taqwa, Bojonegoro, pada pukul 13.00 Wib. nanti.
Menurut direktur Lembaga Study Pembangunan Lingkungan Hidup, Ir. Djoko Adi Sunaryo, melihat rekam jejak Rocky Gerung yang telah menghina KH. Agus Salim, tokoh nasional dari Muhammadiyah, dengan mengatakan KH. Agys Salim wajahnya seperti kambing karena memelihara jenggot.
“Ini melukai hati rakyat Boonegoro yang mayoritas muslim. Kemarahan rakyat Bojonegoro ini masih terpendam” ujar Ir. Djoko Adi kepada netpitu.com, Selasa (19/3/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Karenanya ia meminta pihak panitia penyelenggara harus memperhatikan emosi rakyat Bojonegoro.
Disamping itu, menurut Djoko Adi, tabiat Rocky gerung yang selalu menganggap orang lain yang berbeda pandangan politiknya dianggap sebagai orang yang tidak sehat dan dungu.
Djoko juga menegaskan bahwa komplek masjid AT Taqwa itu bukan kampus perguruan tinggi dan menjadi milik umat. Sehingga tidak rekevan jika lembaga masjid menyelenggarakan kuliah terbuka, apalagi kajiannya jekas bukan soal agama tapi politik.
Penolakan yang sama juga disampaikan ketua Forum Komunikasi Pembangunan Bojonegoro, Gendut Suharso. Kehadiran Rocky Gerung harus ditolak karena Rocky Gerung dalam banyak steatmennya sering provokatif dan ngomong ngawur yang berpotensi menyulut kebencian masyarakat pada pemerintah.
Masyarakat Bojonegoro selama ini sudah adem ayem dakam menghadapi berbagai perhelatan politik, jangan sampai dibakar-bakar emosinya yang dapat menimbulkan kebencian dan permusuhan.
Sementara itu, budayawan Bojonegoro, Arieyoko, menambahkan bahwa pada masyarakat yang sudah anteng, damai, dan cinta damai, jangan dikacaukan dengan kedatangan segelintir orang dengan omongan yang memicu pertentangan, kebencian, dan juga hasutan.
Iapun meminta kepada Kapolres Bojonegoro, untuk mencabut atau membatalkan ijin penyelenggaraan kuliah terbuka di aula Masjid At Taqwa yang menghadirkan Rocky Gerung.
Selain alasan provokativ juga menurut Arieyoko, aula masjid At Taqwa itu bukan kampus perguruan tinggi yang biasa digunanakan untuk memberikan pelajaran kuliah.
“Secara akademis ini sudah menyalahi aturan, apalagi ini jelas-jelas di masjid yang nota bene milik publik, terutama umat Islam,” papar Ariyoko.
Di Tuban kegiatan yang sama dengan pembicara Rocky Gerung juga mendapat penolakan dari berbagai Ormas.
( ro)