Oleh : Kang Joko
Pasca Pilgub DKI JKT yg baru lalu setelah berhasil menumbangkan AHOK tersisa harapan sebagian Komunal ingin menumbangkan rezim Jokowi dengan isu Komunis.
Saat ini terasa benar semua yang berbau paham terlarang itu dijadikan komoditi politik untuk membuka pintu grudak gruduk bengak bengok di jalan cenderung anarkhis dengan meyakinkan kebencian terhadap rezim yang ada saat ini.
Meskipun isu paham komunis itu sejatinya sudah tidak laku. Rusia China Kuba sudah bergeser ke kapitalis.
Sedangkan Korea Utara bukan komunis yang saat ini dipertontonkan tetapi pemerintahan otoriter yang bengis provokatif anti kemanusiaan dengan atraksi atraksi rudal balistiknya.
Jelas FILM G30S PKI produk seni peran era orde baru itu memberi catatan positif sekaligus negatifnya.
positif : agar tidak lagi bangsa kita mudah terpecah belah oleh paham yang biadab bagi yang pro.
negatif : film dengan adegan kekerasan dan militeristik jelas membuat psikologi anak menjadi trauma. Tidak baik untuk perkembangan mental anak-anak belum lagi menurut yang kontra film itu adalah legitimasi rezim orde baru.
Dunia ini sudah memberi pelajaran buat kita semua bahwa paham Komunis itu tidak bisa mengantarkan kehidupan manusia menjadi bangsa yang langgeng, sejahtera bagi rakyatnya.
Sudahlah kita sebagai bangsa Indonesia harus tetap menjunjung tinggi TAP MPRS NO 25 TH 1966 melarang paham Komunis tidak perlu lagi sibuk membicarakan ancaman hantu. Justru ancaman yang sesungguhnya adalah rusaknya mental dengan kasus-kasus Narkoba Korupsi Perdagangan Manusia Ketidakadilan Hukum dan sebagainya.
Semoga Pro Kontra FILM G30S PKI tidak berlanjut ricuh sampai ke Pilpres 2019.
Semoga.
Salam Kang Joko