Sayang…

- Tim

Rabu, 21 November 2018 - 14:29

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Arieyoko, sastrawan dan budayawan Bojonegoro.

Arieyoko, sastrawan dan budayawan Bojonegoro.

Sayang
Catatan Tepi : Arieyoko.

Pernah mendengar (tanpa sengaja), lagu ‘Sayang’ ? Atawa pernah (dengan sengaja) memutar (MP3-MP4)-nya ? Atawa, bahkan menyenandungkannya? Meski hanya sepenggal-penggal baitnya saja ?

Via Vallen kembali mempopulerkan lagu ciptaan Anto Obama, sejak tahun 2015. Namun, layaknya penyanyi nDeso lainnya, baru akhir-akhir ini, lagu yang didendangkan si cantik itu ngetop –dan, masuk tivi.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di acara Indonesia Choise Award 5.0 Net yang disiar Net-Tivi, lagu itu digarap sangat apik. Di awali tetabuhan gendang yang enerjik, lantas ditingkahi penari latar milinea yang geraknya enerjik dan rancak, ditambahi tata lampu yang wow. Jadilah sajian yang ciamik dan menggoyangkan publik.

Tercatat (telah) lebih dari 171 juta pemirsa (telah) menonton videonya Via Vallen ini –di internet. Yakni, di official music video yang dirilis 24 Februari 2017.

Ini (amat) menakjubkan. Ini (sekaligus) menandai genre musik dangdut, yang dikopyok dengan campur sari, kemudian diaduk dengan hip-hop. (Bisa) jadi sesuatu yang beda.

Ya, menjadi beda dan menarik dan layak jual. Konsep musik gado-gado yang campur baur, menjadi sebuah terobosan. Khususnya untuk kreator seni (musik) –dalam karya-karyanya.

Bukan hanya irama dan beatnya saja, dan harmoninya, dan perkusinya, dan seabreg campuran-campuran lainnya, yang (mampu) digarap apik. Melainkan juga liriknya, bait-bait lagunya. Pun campuran bahasa yang hora karuan antara Bahasa Djawa, Bahasa Etnik Djawa, dengan Bahasa Persatuan Indonesia, dengan Bahasa import Inggris. Meski, hanya dimainkan, dalam coda-coda yang sempit.

Mari simak sebait lirik lagu pembukanya ini : “Sayang, apa kowe krungu jerite atiku |
mengharap engkau kembali | Sayang, nganti memutih rambutku | Rabakal luntur tresnaku”.

Pemakaian kata ‘kowe’ yang bukan mengguna kata ‘panjenengan’ atawa ‘sampeyan’ atawa ‘sliramu’ atawa padanan kata lainnya. Sangat menunjukkan identitas lagu ini digarap memakai Bahasa (dan sebagai) Djawa ngoko. Bukan Djawa madya atawa Djawa karma inggil.

Geetz (Clifford Geertz, 1926 – 2006) dalam bukunya yang bertutur tentang Mojokuto, memang memilahkan Djawa menjadi beberapa bagian. Dan (pada) faktanya, kebudayaan (etnik) kita tersebut sangat berbeda. Sesuai, selaras, seirama harmoni kehidupan yang dimiliki (oleh) sebuah bangsa (etnis) : itu sendiri.

Pada tataran di zaman now yang mulai menjadi super milenia ini, tabrakan budaya yang satu dengan budaya lainnya, sangat keras terjadinya. Dan, tidak terelakkan.

Semangat Hip-Hop (yang dinyanyikan Boy William, di Net-Tivi). Benar-benar telah memasuki (dan mengkawini) dangdut bin campur sari. Tentu, bisa dimaknai dan dimengerti, sebagai penunjuk berarti (telah terjadi), adanya persilangan budaya itu.

Demikian juga pemakaian bahasa campuran dalam lirik bait-baitnya : “Jare sehidup semati nanging apa bukti | Kowe medhot tresnaku demi wedok’an liya | Yo wis ora apa-apa, Insyaallah aku isa. Lila”.

Inilah salah satu idiom, yang menjadi wujud konkret, mengapa kebudayaan (kini) menjadi demikian maha penting. Yang memerlukan strategi kebudayaan yang bener dan pener. Ini juga, (yang mungkin) menjadi alasan digelarnya Konggres Kebudayaan 2018 di Jakarta, 7-9 Desember 2018 mendatang.

Terbayang betapa carut-semrawut kebudayaan (kita) sekarang. Maklumlah, telah sekian puluh tahun, kebudayaan hanya sekadar menjadi kembang lambe. Sekadar diucap di mana-mana, tanpa ketahuan muara dan ujungnya. Selain hanya digunakan, sebagai simbol-simbol.

Memang, telah ada konggres aneka warna, perihal kebudayaan (asli) milik kita. Bahkan sudah dibuat aneka ragam Peraturan-Peraturan Daerah (Perda), di tingkatan Gubernur sampai Bupati dan Walikota. Prateknya, toh memble juga.

Para pemangku birokrat kerap tidak memiliki wacana (cukup), tentang dan perihal kebudayaan itu sendiri. Sementara, para budayawan yang ndelik di pelosok-pelosok pedesaan, kerap (sekali) diabaikan.

Lirik lagu di bawah ini, sungguh pas, untuk sebuah keprihatinan terhadap kebudayaan (milik) kita : “Meh sambat kaleh sinten yen sampun mekaten | Merana uripku | Aku welasna Kangmas, aku mesakna aku | Aku nangis, nganti metu eluh getih putih”.

Syair itu cucok memetakan gambaran (kondisi dan nasib) kebudayaan milik kita.. Yang (makin) terseok-seok. S_a_y_a_n_g_g_g…

*Arieyoko
Bojonegoro 2018

Baca Juga :  Kisruh di Konfercab PDIP dan Menata Kembali Arah Perjuangan Partai

Berita Terkait

Copras – Capres 2024
” Bupati Kalah Polling Camate Sing Podo Bingung “
Gimmick Foolitik 2024: “Ribut Pdip & Koalisi Semut Merah”.
Pers Pencasila dan Jurnalisme Patriotik
Blusukan Ke Hutan, Adm. Jatirogo Inginkan Sukses Produksi Tanaman
Tinjau Realisasi JLS dan MPP, Wabup Pastikan Proyek Berjalan Lancar
Pilkades : Pilih Pemimpin Atau Pejabat
Ketika Anarkisme Menari di Gedung Pemkab

Berita Terkait

Jumat, 19 Januari 2024 - 11:25

Pengajuan Penetapan Nama Pada Ijazah Muk’awanah Tak Penuhi Norma Hukum Administrasi Kependudukan : Pengadilan Harusnya Menolak

Jumat, 8 Desember 2023 - 19:29

Sikapi Pencoretan Caleg, DPC PPP Laporkan KPUD dan Bawaslu Kab. Bojonegoro ke DKPP

Senin, 4 Desember 2023 - 16:43

PPP Maksimalkan Peran Saksi di Setiap TPS

Senin, 4 Desember 2023 - 08:11

Menangkan Pemilu 2024 DPC PPP Masivkan Konsolidasi, Sosialisai ke Kader di Tingkat Kecamatan dan Desa

Jumat, 1 Desember 2023 - 08:54

Jum’at Hari Ini Bawaslu Gelar Sidang Pelanggaran Administrasi Pelaporan Anwar Sholeh

Jumat, 17 November 2023 - 09:13

Bawaslu RI Gelar Sidang Laporan Anwar Sholeh, Soal Penetapan DCT DPR, Anna Mu’awanah

Rabu, 26 April 2023 - 19:32

DPC PPP Bojonegoro Siap Menangkan Ganjar di Pilpres 2024

Minggu, 24 Juli 2022 - 13:09

DPD Golkar Bojonegoro Minta Airlangga Hartarto Segera Deklarasikan Diri Sebagai Capres 2024

Berita Terbaru

BERITA

Kadal Ireng Bagikan 350 Takjil ke Masyarakat

Sabtu, 23 Mar 2024 - 14:00