TUBAN. Netpitu.com – Petani Green Belt PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk – Pabrik Tuban membentuk koperasi guna mewadahi ratusan petani yang menggarap lahan sabuk hijau area tambang Semen Indonesia (Pabrik Tuban). Pendirian lembaga tersebut diprakarsai oleh Semen Indonesia sebagai salah satu upaya perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan para petani binaannya.
Koperasi yang diberi nama Koperasi Petani Green Belt Semen Indonesia ini yang menjadi pengurusnya adalah para petani sendiri. Namun, tetap dilakukan pendampingan dari perusahaan, ada pendampingan pula dari Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Tuban.
Menurut Tuban Community Development Officer, Siswanto kala ditemui netpitu.com di kantornya, Selasa, (25/06/2019), pada saat rapat anggota koperasi, Senin (21/06/2019) telah menyepakati susunan pengurus Koperasi Petani Green Belt Semen Indonesia Pabrik Tuban.
“Untuk ketua koperasi dijabat oleh Hadi, petani dari Desa Sumberarum, Kecamatan Kerek, lalu sekretaris dijabat oleh Rudi, petani dari Desa Sugihan, Kecamatan Merakurak. Sedangkan, bendahara dijabat oleh Wihadi petani dari Desa Pongpongan, Kecamatan Merakurak Selain itu, juga telah ditetapkan 3 orang sebagai pengawas, yakni Yono, Dargo, dan Sholeh,” paparnya.
“Kami berharap pengurus yang sudah ditunjuk oleh anggota ini dapat bekerja secara maksimal. Dan yang paling penting dapat meningkatkan kesejahteraan para anggotanya,” ungkap Siswanto.
Ketua Koperasi Petani Green Belt Semen Indonesia Pabrik Tuban, Hadi saat dikonfirmasi terpisah oleh media ini berharap semua anggota dapat bekerjasama memajukan koperasi. Sehingga, nantinya koperasi tersebut dapat memberikan manfaat kepada semua anggota.
“Koperasi ini adalah milik kita bersama, untuk itu mari kita jalankan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan kita bersama,” ujar Hadi.
Menurutnya, koperasi yang difasilitasi oleh Semen Indonesia tersebut untuk sementara ini akan menjalankan tiga kegiatan, pertama jual beli hasil pertanian kususnya untuk petani green belt. Kegiatan yang kedua adalah penyediaan alat-alat dan bahan pertanian. Sedangkan, yang ketiga adalah pemodalan atau biaya tanam.
“Semoga dari kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik, sehingga, ke depan kita dapat membuat usaha-usaha baru,” tandasnya.
Sementara itu pula ketika dikonfirmasi terpisah hari ini juga oleh media ini, Khoirul Toyib, dari Diskoperindag Kabupaten Tuban yang mendampingi koperasi petani green belt mengatakan bahwa intinya kerja koperasi harus secara gotong royong, dan terbuka. Selain itu, harus ada keterbukaan atau kejujuran antara pengurus maupun dengan anggota koperasi.
“InshaAllah kami siap mendampingi, hingga koperasi ini berjalan. Dan semoga koperasi ini dapat mensejahterakan dan memberikan manfaat kepada seluruh anggotanya,” ujar Toyib.
Senior Manager of Unit Public Relation & CSR Semen Indonesia (Persero) Tbk, Setiawan Prasetyo ketika dihubungi melalui handphonenya berharap dengan dibentuknya Koperasi Petani Green Belt ini dapat memberikan manfaat dan kesejahteraan untuk anggotanya.
Selain itu, juga diharapkan semua anggota mendukung dan berkomitmen untuk menjalankan program-program yang telah direncanakan.
“Koperasi ini harus dapat mensejahterakan dan bermanfaat untuk anggotanya, karena prinsip koperasi itu dari anggota untuk anggota,” pungkasnya.
(met)