BOJONEGORO. Netpitu.com – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tidak akan melakukan politik praktis dalam Pilkada Bojonegoro. PGRI mengambil sikap netral dengan tidak memberikan dukungan kepada salah satu calon Bupati dan Calon Wakil Bupati yang tengah berlaga di perhelatan Pilkada 2018 ini.
Hanya saja, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Bojonegoro, Ali Fatikin, (26/1), menyerukan untuk anggota yang tergabung dalam PGRI Bojonegoro diwajibkan untuk memberikan hak pilihnya jangan sampai tidak memilih (Golput) soalnya anggota PGRI seluruh berasal dari guru, seorang guru harus bisa menjadi contoh atau teladan.
“Ketua PGRI bersifat netral dan tidak mengarahkan ke salah satu Cabup-Cawabup dan Cagub-Cawagub pada Pilkada yang akan datang. Jangan sampai seorang guru ikut mengarahkan pemilih kepada salah satu colon”, tegas Ketua PGRI Bojonegoro.
Ali Fatikin mengharapkan, kepada semua anggota PGRI yang berjumlah lebih dari 3.000 anggota yang semuanya berasal dari guru berstatus Aparatur Sipil Negeri (ASN) harus bisa memilih calon yang terbaik jangan sampai tidak memilih. Yang terpenting bisa memperhatikan nasib guru, Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) yang mengabdi di sekolahan.
Hal tersebut dikarenakan selama ini GTT dan PTT yang ikut mengabdi di sekolahan mengharapkan tingkat kesejahteraan menjadi lebih baik terutama guru/tenaga pendidik yang bertugas di sekolah pinggiran dan sekolah yang jumlah muridnya sedikit.
(pur)