BOJONEGORO. Netpitu.com – Pemilu kepala daerah serentak 2018, menjadi kenangan tersendiri bagi dua polisi yang bertugas mengawal kotak suara di TPS. Terutama bagi mereka yang kebetulan kebagian tugas di Desa yang lokasinya terpencil jauh dari Ibukota Kecamatan.
Selain jalan minimnya fasilitas infrastruktur jalan juga tidak tersedianya jembatan penghubung tepian sungai. Pada kondisi demikian tentulah mereka baru merasakan bahwa tugas yang diembannya sebagai petugas keamanan dan pelatan rakyat amat berarti bagi diri sendiri dan masyarakat.
Tak peduli tajamnya bebatuan yang tertanam di lintas jalan setapak atau lumpur yang menenggelamkan sepatu yang membungkus kaki mereka. Tekadnya cuma satu, segera menyampaikan logistik pemungutan suara yang harus terdistribusikan di lokasi Tempat Pemungutan Suara (TPS).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Adalah Aipda Usman dan Brigadir Solikin, anggota Polsek Tambakrejo, yang bertugas mengawal kotak suara ke sebuah tempat terpencil dan terisolir di pelosok di Dusun Jubleg, Desa Napis, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro.
Untuk sampai di TPS 8 Dusun Jubleg Desa Napis Kecamatan Tambakrejo, Aipda Usman dan Brigadir Solikin bersama Linmas dan PPS yang bertugad mengawal kotak suara hingga sampai tujuan, Selasa (26/6), harus melewati 2 buah sungai yang menghubungkan Dusun Jubleg dengan Dusun lain yang ada disebelahnya.
Tidak hanya melewati 2 buah sungai, moda transportasi ke Dusun Jubleg tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda empat atau lebih.
Yang lebih parah lagi ketika hujan turun mengguyur disaat perjalanan mengawal kotak suara hingga sampai di TPS. Akses jalan yang menuju TPS yang masih berupa tanahpun berubah menjadi lumpur becek.
Persoalan tak berhenti disitu, letak geografis lokasi jalan di perbukitan serta berbatu kadang kala harus memaksa mereka bahu membahu dengan anggota Linmas dan PPS yang ikut mengawal kotak suara harus mendorong motor yang terjebak dalam kubangan jalan berlumpur.
(dan)