BOJONEGORO. Netpitu.com – Mendalami kasus dugaan pencemaran nama baik melalui media sosial WhatsApp, penyidik Sat Reskrim Polres Bojonegoro, Selasa, 28/09/2021, siang tadi memeriksa anggota peseta group Jurnalis dan Informasi, Samudi, yang tak lain adalah Kepala Desa Kepoh kidul, Kecamatan Kedungadem, Bojonegoro.
Samudi dalam keterangannya kepada netpitu.com mengatakan bahwa ia mulai diperiksa penyidik Pukul 11.20 Wib
sampai dengan Pukul 13.15 Wib. dengan diberikan 26 pertanyaan yang mesti dijawab oleh Samudi.
“Ada 26 pertanyaan seputar chat bupati ke wakil bupati di WA group Jurnalis dan Informasi,” terang Samudi, kepada netpitu.com, sesuai diperiksa penyidik.
“Tadi saya juga ditanya penyidik tentang kronologi awal hingga munculnya chat WA bupati,” lanjut Samudi.
Menjawab pertanyaan penyidik, Samudi menjelaskan bahwa siatuasi group saat itu memang sedang membahas topik yqng berkaitan dengan penanganan Covid yang pada saat itu memang dalam situasi pandemi dan status Bojonegoro yang dinyatakan zona merah.
Sebagian anggota group resah. Karena memang ada kesan Pemkab waktu itu menutupi data terkait pasien yang terpapar Covid dan jumlah korban yang meninggal akibat covid nampaknya tidak sama dengan situasi di lapangan.
Di sisi lain, saat itu penanganan pandemi Covid yang l menonjol justru dilakukan oleh pihak Polres dan Kodim sehingga dari pihak Pemkab terkesan gagap dan lamban. Banyak sekali hal yang seharusnya bisa ditangani dan dicarikan solusi justru tidak tertangani dengan semestinya, terang Samudi.
banyaknya korban yang meninggal dan situasi rumah sakit yang penuh dengan pasien covid serta tidak adanya solusi alternatif dari Pemkab Bojonegoro, seperti misal, rumah sakit darurat atau yang lainnya mengakibatkan banyak pasien yang akhirnya meninggal di perjalanan saat dibawa pulang oleh keluarga karena tak sempat tertangani oleh pihak medis.
” Nah pada saat itu, sekura Pukul 05.12 Wib. tiba-tiba muncul chat WhatsApp bupati yang ditujukan secara khusus kepada Budi Irawanto ( Wakil Bupati Bojonegoro. red ) yang isinya jelas- jelas menyerang kehormatan harga diri nama baik Budi Irawanto selaku Wakil Bupati Bojonegoro.
Samudi menyayangkan mengapa hal itu sampai terjadi dan dilakukan oleh orang nomor satu di jajaran kepemimpinan di Bojonegoro.
Pertama mestinya kedua pemimpin di Kabupaten Bojonegoro itu bersinergi melawan Covid, bukan malah membuat konflik terbuka di hadapan anggota group yang jumlahnya sekitar 190- an orang peserta.
Kedua, isi chat WhatsApp bupati, Anna Mu’awanah menurut Samudi sudah berada di luar konteks bahasan yang ada di group WA Jurnalis dan Informasi. Dimana bupati, Anna Mu’awanah, justru malah mengunggah chat tulisan yang sifatnya pribadi yang seharusnya tidak perlu diketahui oleh publik dan diumbar di media sosial.
“Ini menjadi contoh yang tidak baik bagi warga Bojonegoro,” cetus Samudi.
Hal ini sangat disayangkan oleh Samudi, lantaran di tengah bencana pandemi Covid ini, masyarakat malah disuguhi tontonan yang tidak menarik. dan cenderung kekanak-kanakan.
(ro)