BOJONEGORO. Netpitu.com – Penerimaan cukai rokok masih mendominasi pendapatan negara yang diraih dari Kabupaten Bojonegoro dan Tuban. Dikatakan Kepala Kantor Pelayanan dan Perbendaharaan Negara ( KPPN ) Bojonegoro, Syaiful Huda, pendapatan negara yang didapat melalui cukai rokok dan kepabeanan sampai 31 Oktober tahun ini mencapai Rp. 1,4 trilyun.
Seperti diketahui selain adanya pabrikan industri rokok di wilayah kerja bea cukai Bojonegoro terdapat kepabeanan semen Indonesia dan TPPI yang berada di Tuban.
Menurut kepala KPPN, Syaiful Huda, kontribusi dari Cukai yang tumbuh signifikan sampai dengan bulan Oktober 2022 mendorong pertumbuhan pendapatan negara jauh lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021.
Diterangkan Syaful Huda, selain dari cukai pendapatan negara di wilayah kerja KPPN Bojonegoro juga disumbang dari pajak dan PNBP serta BLU. Dari sektor perpajakan sampai akhir Oktober 2022 ini telah menyumbang pendapatan negara sebesar Rp. 600 milyar.
Seperti pernah diungkapkan oleh petugas KPP Pratama Lamongan dalam Conpress sebelumnya, penerimaan pajak terbesar didapat dari sektor pekerjaan jasa kontruksi.
Sedangkan untuk realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) hingga 31 Oktober 2022 adalah sebesar Rp. 151,8 miliar atau mencapai 127.64 persen dari target yang ditetapkan berdasarkan Perpres 98/2022.
Realisasi tersebut berasal dari PNBP lainnya sebesar Rp. 123,4 miliar serta realisasi pendapatan BLU sebesar Rp. 28,4 miliar. Realisasi PNBP ini tumbuh sebesar 14,35 persen (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021.
Kenaikan realisasi penerimaan negara bukan pajak sampai dengan bulan Oktober 2022 dipengaruhi oleh kenaikan realisasi PNBP lainnya yang tumbuh positif sebesar 14,53 persen (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 dan kenaikan realisasi pendapatan BLU yang tumbuh sebesar 13,57 persen (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021.
Secara umum, lanjut Syaiful Huda, capaian pertumbuhan pendapatan negara sampai dengan akhir Oktober 2022 ini meningkat signifikan sebesar 24,99 persen lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021.
( ro )